PENGARUH MUSIK BAGI MAHASISWA

                   Sumber: Kutipan.club


Pendahuluan
• Musik
   Arti kata musik berasal dari negara Yunani yaitu Mousikos, Mousikos dilambangkan sebagai dewa keindahan bangsa Yunani yang menguasai seni dan ilmu pengetahuan. Kata Mousikos melahirkan kata musik. Menurut metologi kuno Mousikos dimaksudkan dari kaum Muzen (Ensiklopedi Umum, 1988:16 dalam jurnal seni musik). Menurut Jamalus (1998: 1-2 dalam jurnal seni musik) seni musik adalah suatu hasil karya yang mengungkapkan pikiran dan perasaan penciptanya melalui unsur-unsur musik, seperti irama, melodi, harmoni bentuk dan struktur lagu, serta ekspresi sebagai satu kesatuan. 
   Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia musik memiliki arti ilmu atau seni menyusun nada atau suara dalam urutan, kombinasi, dan hubungan temporal untuk menghasilkan komposisi (suara) yang mempunyai kesatuan dan kesinam-bungan; nada atau suara yang disusun demikian rupa sehingga mengandung irama, lagu, dan keharmonisan (terutama yang menggunakan alat-alat yang dapat menghasilkan bunyi-bunyi itu); 
   Musik tercipta karena seseorang yang mempunyai bakat tertentu dalam mengekspresikan ide yang bisa muncul secara seketika atau melalui perencanaan. sebagaimana manusia menggunakan kata-kata untuk mentransfer suatu konsep, musik juga menggunakan komposisi suara untuk mengungkapkan perasaan batinnya. Seperti halnya ragam seni lain, musik merupakan refleksi perasaan suatu individu atau masyarakat.

Mahasiswa 
   Mahasiswa dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2012 diartikan sebagai peserta didik di jenjang Pendidikan Tinggi (Kementrian Hukum dan HAM RI, 2021). Mahasiswa merupakan sekelompok individu yang berkegiatan dan terdaftar di suatu perguruan tinggi, baik perguruan tinggi negeri, swasta, maupun suatu institut atau kelembagaan yang sederajat dengan tujuan untuk belajar atau menggali ilmu demi mendapatkan suatu gelar pendidikan. Dalam (Andaryani, 2019), menyatakan bahwa stress ataupun depresi sangat mudah untuk dialami pada mahasiswa yang rawan. Adanya transisi antar kegiatan pembelajaran di tingkat sekolah menengah dengan kegiatan pembelajaran di perguruan tinggi, dapat memicu timbulnya stress. Menurut Aini pada tahun 2016, dalam (Dwicahyaningtyas, 2020) adanya tuntutan seperti kewajiban untuk menyelesaikan studi dalam jangka waktu tertentu, maupun tuntutan dari kegiatan kemahasiswaan yang dijalani mahasiswa, juga dapat memicu timbulnya tekanan mental yang memicu stress. 

Kesehatan Mental
   Stress merupakan salah satu penyakit kesehatan mental yang prevalensinya terus meningkat pada setiap tahunnya. Dalam (Fauziyyah et al., 2021), menyatakan bahwa Perhimpunan Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa Indonesia (PDSKJI) melakukan sebuah survey melalui swaperiksa secara daring terkait kesehatan mental. Didapatkan hasil sebanyak 64,8% responden mengalami masalah mental dengan proporsi:
- 64,8% mengalami cemas
- 61,5% mengalami depresi
- 74,8% mengalami trauma. 
   Hasil tersebut didapatkandari 4.010 responden dengan 71% di antaranya adalah perempuan dan 29% laki-laki. 
   Timbulnya masalah kesehatan mental sangat dipengaruhi oleh faktor internal maupun eksternal. Menurut Drajat tahun 2001pada (Suryanto & Nada, 2021), faktor internal mencakup kepribadian, kondisi fisik, keseimbangan dalam berpikir, kondisi psikologis, sikap menghadapi masalah dalam hidup, dan sebagainya. Sedangkan, faktor eksternal mencakup keadaan sosial, ekonomi, lingkungan, dan sebagainya. Dalam (I.Budahu & Anisa, 2021), Pathmanathan (2013) berpendapat bahwa stresspada mahasiswa dapat timbul dikarenakan adanya usaha yang dilakukan mahasiswa untuk mendapatkan predikat sebagai mahasiswa yang ideal dan unggul. Selain itu, adanya transisi kegiatan belajar mengajar pada awal pandemi, dimana kegiatan pembelajaran yang umumnya dilaksanakan secara luring menjadi daring, tidak dapat menerima materi perkuliahan dengan baik dikarenakan kendala jaringan juga dibuktikan sebagai penyebab timbulnya stresspada mahasiswa.

Pembahasan
   Saat ini musik sudah menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari manusia bahkan musik dijadikan terapi pada praktek pengobatan psikologis. Berdasarkan literatur yang ditinjau musik dapat mempengaruhi kesehatan mental mahasiswa. Tak jarang musik dapat mempengaruhi suasana hati pendengarnya, contohnya musik yang bernada mellowatau berlirik sedih dapat membuat pendengarnya menjadi sedih, kemudian ada juga musik pop, hip-hop, edm, dan musik dengan nada bersemangat lainnya yang membuat pendengarnya bersemangat (Najla, 2020). Studi yang dilakukankepada mahasiswa di China juga menunjukan bahwa jenis musik yang sering didengarkan oleh mahasiswa memiliki dampak yang berbeda pada kesehatan mental mereka. Jenis musik yang diteliti pada penelitian tersebut yaitu musik pop, musik klasik barat, musik klasik China, dan musik berat (musik rock, musik heavy metal, dan musik rap). Hasil dari penelitian tersebut yaitu musik pop, musik klasik barat, dan musik klasik China dapat berdampak positif pada kesehatan mental mahasiswa, sedangkan musik berat berdampak negatif (Wang et al., 2022). Hal ini juga sejalan dengan penelitian Xiujun Xu pada tahun 2021 yang menyatakan bahwa musik positif memiliki pengaruh positif terhadap kontrol emosi positif dan dapat lebih mengarahkan pada emosi positif seperti harapan, kegembiraan, dan kedamaian, sebaliknya musik negatif meningkatkan emosi ketidakberdayaan seperti kecemasan dan kebosanan (Xu, 2021).
   Positif dan dampak negatif dari mendengarkan musik ini bagi para remaja yang mendengarkannya. Dalam dampak positif kita bisa menemukan bahwa pendengarnya dapat termotivasi, bersemangat, mengembalikan mood, menenangkan pikiran, menginspirasi, mengendalikan emosi, dan menumbuhkan kreativitas. Lalu pada dampak negatifnya dapat kita lihat bahwa pendengarnya bisa terbawa suasana musik tersebut secara berlebihan seperti pada musik yang beralunan nada melow ataupun dengan lirik yang sedih maka bisa saja pendengarnya terdorong untuk menangis, depresi, bahkan keinginan untuk bunuh diri. Kemudian, masih banyak remaja yang sering menyukai musik tanpa mengetahui arti dari lirik pada musik tersebut. Padahal di zaman sekarang banyak musik yang sering didengarkan para remaja dari idola mereka yang mengandung lirik dengan unsur seksualitas, unsur kekerasan, unsur rasisme, dan unsur-unsur lainnya dengan makna yang buruk. 

   Mahasiswa adalah salah satu kelompok yang rawan untuk menderita stress atau depresi. Beberapa hal yang membuat mahasiswa mengalami depresi diantaranya karena sulit menentukan prioritas terutama untuk mahasiswa dari luar kota, masalah pola makan, tugas kuliah, organisasi, dan yang paling banyak adalah karena permasalahan keuangan. Berikut penjelasan mengenai faktor-faktor tersebut:

1. Prioritas
   Bagi mahasiswa yang tinggal di luar kota dan jauh dari orang tua, mereka agak sulit menentukan prioritas. Akhirnya semuanya terlihat berantakan dan membuat mahasiswa terserang stres.

2. Makan
   Kebiasaan makan mahasiswa cenderung berantakan. Selain itu, mereka juga sering tidak memenuhi aturan pemenuhan gizi karena terlalu sibuk. Pola makan buruk akhirnya membuat mahasiswa mudah stres.

3. Kompetisi
   Jika kompetisi antar siswa di sekolah bisa dibilang termasuk skala kecil, mahasiswa dihadapkan pada skala kompetisi yang lebih besar. Misalnya urusan nilai sampai dengan masalah kelulusan.

4. Tugas Kuliah
   Salah satu penyebab stres yang pasti dihadapi oleh setiap mahasiswa adalah adanya tugas yang tak akan ada habisnya. Pengalaman yang sebelumnya tidak dirasakan di bangku sekolah akhirnya membuat mahasiswa stres.

5. Organisasi
   Jika mahasiswa memiliki terlalu banyak aktivitas di luar urusan akademik, misalnya organisasi, kesibukan akan semakin meningkat dan mereka juga semakin tertekan. Bukan berarti mahasiswa tidak sebaiknya bergabung dalam organisasi, namun butuh kemampuan keras untuk menyeimbangkan keduanya.

6. Keuangan
   Biaya kuliah bisa dibilang mahal. Terutama mahasiswa yang berasal dari luar kota. Usaha untuk memenuhi kebutuhan itu pun terkadang mengharuskan mahasiswa menjalani pekerjaan sampingan sembari kuliah.

7. Waktu
   Kesulitan mengatur waktu juga menjadi penyebab stres pada mahasiswa. Terutama jika jadwal berantakan dan jatah tidur berkurang, mahasiswa akan semakin mudah merasa stres.
   
   Salah satu tanda stress adalah Mood : over excited, perasaan bimbang, sulit tidur, mudah bingung dan lupa, kurang konsentrasi, rasa tidak nyaman dan gelisah, serta gugup. Dr. Robert J. Van Amberg (1979) dalam Agoes (2003) dalam penelitiannya menyatakan tahapan-tahapan stress. Beliau mengatakan bahwa stress dibagi menjadi 6 tahap. Mahasiswa umunya mengalamai stress tahap I yaitu tahap stress yang paling ringan. Tahap ini ditandai perasaan-perasaan semangat bekerja besar dan berlebihan, penglihatan tajam tidak sebagaimana biasanya, merasa mampu menyelesaikan pekerjaan lebih dari biasanya, namun tanpa disadari cadangan energi dihabiskan disertai rasa gugup yang berlebihan pula. Stress ringan ini stressor yang dihadapi setiap orang secara teratur umumnya dirasakan oleh setiap orang misalnya: lupa, kebanyakan tidur, kemacetan, dikritik. Situasi seperti ini biasanya berakhir dalam beberapa menit atau beberapa jam dan biasanya tidak akan menimbulkan penyakit kecuali jika dihadapi terus menerus.
   Depresi atau stress ringan yang umum dialami oleh mahasiswa juga diakibatkan karena kondisi perasaan yang labil. Menurut Max Scheber (dalam Rifa’i dan Anni, 2012: 54) gambaran tentang definisi perasaan dibagi menjadi empat :
1. Perasaan Penginderaan yakni berkaitan dengan panca indera
2. Perasaan Vital yaitu persaan yang berkaitan dengan kondisi jasmani
3. Perasaan Psikis yaitu perasaan menyebabkan perubahan psikis
4. Perasaan Pribadi yaitu perasaan yang dialami oleh seseorang secara pribadi.
   
   Karena stres tersebut ada beberapa cara yang dilakukan para remaja untuk menanganinya. Stres pada individu sesungguhnya pada kontrol invidu itu sendiri karena pada permasalahnya ada pada individu tersebut yang mempersepsikannya. Tak sedikit para remaja mempersepsikan musik-musik sedih dengan stres yang dialami mereka. Dengan alunan nada yang lambat atau melow dapat mendukung atau sesuai dengan keadaan mereka. Selain itu juga disebabkan karena lirik dari lagu atau musik tersebut yang relate maknanya atau sesuai dengan keadaan pendengarnya. Dari mendengarkan musik tersebut, ada berbagai macam dampak psikologis yang dapat ditimbulkan ketika remaja sedang mengalami masalah atau stres, karena setiap manusia tentunya menghasilkan dampak yang berbeda-beda. Kebanyakan para remaja setelah mendengarkan lagu sedih tersebut, mereka melampiaskan tangisan mereka kemudian merasa lebih ringan karena tangisan mereka sudah terlampiaskan.
   Musik bisa dijadikan sebagai penenang Pikiran dikala stres dan tidak pada hanya hal tersebut, sebenarnya musik sangat bermanfaat pada dunia kesehatan karena bisa dijadikan terapi untuk pasien agar pasien tersebut lebih rilex, tenang, dan banyak manfaat lainnya di bidang kesehatan. Contohnya ketika remaja mendengarkan musik maka mereka akan lebih bersemangat dan termotivasi dalam menjalani hidup, jadi kondsi psikologis mereka lebih membaik setelah mendengarkan musik. Apalagi di zaman sekarang banyak sekali para musisi yang mengusung konsep kesehatan mental karena akhir-akhir ini kesehatan mental juga adalah masalah yang sering dihadapi di era masa kini.

Kesimpulan Mahasiswa 
   Setelah saya membaca dan menulis kembali 3 Jurnal mengenai pengaruh Musik pada Mahasiswa dan Remaja, saya simpulkan bahwa musik banyak membantu dalam kesehatan mental yang di awali dari stress dan kecemasan berlebihan, terutama bagi Mahasiswa yang ditekan dengan banyaknya tugas dan kegiatan kampus lainnya, musik dapat membantu karena dapat memberikan energi-energi positif. 
   Dalam ketiga jurnal dijelas bagaimana musik tersebut berpengaruh pada mental dan penyebab stress yang di alami mahasiswa dan remaja. Dijelaskan juga faktor pemicu sering terjadi karena emosi yang tidak terkontrol dengan baik, dan masalah yang tidak dapat ditangani. Disaat seperti itulah musik akan membantu dalam penyembuhan emosi, dari musik-musik bernada melow sampai berisik sesuai selera pendengar. Namun terkadang terlalu banyak mendengarkan musik sedih juga membuat perasaan sedih terus menerus dan hal tersebut juga berdampak tidak baik. 
  Jadi, Musik juga punya nilai positif dan negatifnya, tergantung bagaimana individu tersebut dapat menerima apa yang ia dengar.

Daftar isi:

Siska Amanda, dll, (2022). Studi Literatur Pengaruh Musik Terhadap Kesehatan Mental Mahasiswa. Tersedia:
https://scholar.google.com/scholar?hl=id&as_sdt=0%2C5&q=pengaruh+musik+terhadap+emosi&oq=pengaruh+musi#d=gs_qabs&t=1710661097342&u=%23p%3Dtb2TnRAPHNEJ

Eka Titi Andayani, (2019). Pengaruh Musik Dalam Meningkatkan Mood Booster Mahasiswa. Tersedia:
https://scholar.google.com/scholar?hl=id&as_sdt=0%2C5&q=pengaruh+musik+terhadap+emosi&oq=musik+#d=gs_qabs&t=1710691488457&u=%23p%3DCLbMusmd_-0J

Andi Naurah Najla, (2020). Dampak Mendengarkan Musik Terhadap Kondisi Psikologi Remaja. Tersedia:
https://scholar.google.com/scholar?hl=id&as_sdt=0%2C5&q=pengaruh+musik+bagi+kesehatan+mental&oq=musik+bagi+kesehatan+#d=gs_qabs&t=1710747695162&u=%23p%3Dj2mIcspUGMQJ





   

Postingan populer dari blog ini

ANALISIS SEMIOTIKA ROLAND BARTHES PADA FILM CORPSE BRIDE

LITERATURE REVIEW "Analisis Semiotika Roland Barthes Pada Film Corpse Bride"

HASIL DAN PEMBAHASAN "Analisis Semiotika Roland Barthes Pada Film Corpse Bride"