Teknik stop motion pada film animasi Corpse Bride karya Tim Burton
Film adalah suatu alat untuk menyampaikan berbagai pesan kepada khalayak umum melalui media cerita, dan juga dapat diartikan sebagai media ekspresi artistic bagi para seniman dan insan perfilman untuk mengungkapkan gagasan ide cerita yang dimilikinya. Sedangkan menurut UU No.33 tahun 2009 tentang perfilman, mengatakan bahwa film adalah sebuah karya seni budaya yang merupakan suatu pranata sosial dan media komunikasi massa yang dibuat atas dasar kadiah sinematografi dengan ataupun tanpa suara dan dapat ditayangkan. Gambar bergerak atau yang disebut juga film ialah bentuk dominan dari komunikasi massa visual di belahan dunia. Film berperan sebagai sarana baru yang digunakan untuk menyebarkan hiburan yang sudah menjadi kebiasaan terdahulu, serta menyajikan cerita, peristiwa, musik, drama, lawak, dan sajian teknis lainnya kepada masyarakat umum. Film telah mengalami perkembangan yang sangat pesat. Sejak kemunculannya yang pertama berupa gambar bergerak berwarna hitam putih, hingga saat ini diproduksi film dengan konsep tiga dimensi (3D) yang menggunakan teknologi canggih.
Peranan seorang sutradara sangatlah penting untuk dapat menghasilkan sebuah film yang unik dan menarik. Seperti yang kita lihat pada umumnya, sebuah film hanya disajikan dengan menampilkan sebuah konsep adegan yang diperankan oleh sebuah aktor atupun aktris didalamnya. Oleh sebagian sutradara hal itu dirasa sudah terlalu biasa dan menjadi sebuah renungan oleh para sutradara untuk dapat menyajikan sebuah film dengan konsep yang berbeda, salah satunya adalah menggunakan teknik stop motion.
Dalam film yang disutradarai oleh Tim Burton, kerap kali menggunakan teknik stop motion. Stop motion adalah suatu teknik animasi untuk membuat objek yang dimanipulasi secara fisik agar terlihat bergerak sendiri. Setiap pergerakan objek tersebut di foto dengan frame individual sehingga menciptakan ilusi gerakan saat serangkaian frame dimainkan secara berurutan dan berkesinambungan. Ketika memutar ulang urutan gambar dengan cepat, itu menciptakan sebuah ilusi gerakan. Stop motion juga sering disebut dengan claymation karena dalam perkembangannya, jenis animasi ini sering menggunakan bahan clay (tanah liat) sebagai salah satu objek yang digerakkan. Teknik stop motion animasi pertama kali ditemukan oleh Stuart Blakton pada tahun 1906. Kala itu ia menggambar ekspresi wajah sebuah tokoh kartun pada papan tulis menggunakan still camera, kemudian dihapus untuk menggambar ekspresi wajah selanjutnya. Teknik stop motion animasi ini sering digunakan dalam visual effect pada film era 50 atau 60-an bahkan sampai saat ini.
Salah satu film karya Tim burton yang menggunakan teknik ini adalah film Corpse Bride. Corpse Bride adalah film kartun yang rilis pada tahun 2005, disutradari oleh Tim Burton dan Mike Johnson dengan Johnny Depp sebagai pengisi suara tokoh utama pria (Victor van Dort), Helena Bonham Carter sebagai pengisi suara Emily, serta Emily Watson sebagai pengisi suara Victoria Everglot. Film ini menceritakan tentang Victor van Dort yang akan dinikahkan oleh orangtuanya dengan Victoria Everglot agar keluarganya tidak jatuh miskin. Tidak seperti dugaannya, ternyata ia nyaman berada di dekat calon isterinya itu. Saat latihan pernikahan, Victor tak mampu mengucapkan sumpah dengan baik di depan pendeta karena gugup. Bahkan, kegugupannya menimbulkan kekacauan hingga membuat pernikahan terpaksa ditunda. Karena sedih akibat olokan orang-orang, ia pun pergi dari rumah Victoria menuju hutan. Di hutan yang gelap, ia berlatih mengucapkan sumpah pernikahan dengan serius sambil menyelipkan cincin ke sebuah ranting pohon. Namun, tak disangka setelah sumpah pernikahan berhasil ia ucapkan dengan lancar, ranting di mana cincin pernikahan tersebut tersemat kini bergerak, hingga detik berikutnya seorang mayat perempuan dengan pakaian pengantin muncul dari sebuah kuburan yang membeku. Dalam film tersebut dapat dilihat dengan gerakan karakter yang kaku dan terkesan tidak hidup, hal ini dikarenakan proses pembuatan film dengan stop motion yang cukup sulit dan butuh waktu yang sangat lama.
Prinsip Animasi
Prinsip dasar animasi adalah prinsip-prinsip yang digunakan seorang animator untuk mengetahui dan memahami bagaimana sebuah animasi dibuat sedemikian rupa sehingga didapatkan hasil animasi yang menarik, dinamis dan tidak membosankan. Dua belas prinsip dasar animasi pertama kali diperkenalkan oleh animator dari Walt Disney Studios, yaitu Frank Thomas dan Ollie Johnston, sekitar tahun 1930 yang ditulis dalam bukunya berjudul “The Illussion of Life”. Ke–12 prinsip ini dipaparkan kembali dalam modul Training Produksi Film dan animasi Dreamlight World Media, yaitu:
1. Solid Drawing
Menggambar sebagai dasar utama animasi memegang peranan yang signifikan dalam menentukan baik proses maupun hasil sebuah animasi, terutama animasi klasik. Seorang animator harus memiliki kepekaan terhadap anatomi, komposisi, berat, keseimbangan, pencahayaan, dan sebagainya yang dapat dilatih melalui serangkaian observasi dan pengamatan, dimana dalam observasi itu salah satu yang harus dilakukan adalah menggambar. Meskipun kini peran gambar yang dihasilkan sketsa manual sudah bisa digantikan oleh komputer, tetapi dengan pemahaman dasar dari prinsip “menggambar‟ akan menghasilkan animasi yang lebih peka.
2. Timing & Spacing
Grim Natwick seorang animator Disney pernah berkata, “Animasi adalah tentang timing dan spacing”. Timing adalah tentang menentukan waktu kapan sebuah gerakan harus dilakukan, sementara spacing adalah tentang menentukan percepatan dan perlambatan dari bermacam-macam jenis gerak.
3. Squash & Stretch
Squash and strecth adalah upaya penambahan efek lentur (plastis) pada objek atau figur sehingga seolah-olah “memuai‟ atau “menyusut‟ sehingga memberikan efek gerak yang lebih hidup. Penerapan squash and stretch pada figur atau benda hidup. Misal: manusia, binatang, creatures. akan memberikan “enhancement‟ sekaligus efek dinamis terhadap gerakan/action tertentu, sementara pada benda mati. Misal: gelas, meja, botol) penerapan squash and stretch akan membuat benda-benda mati tersebut tampak atau berlaku seperti benda hidup.
4. Anticipation
Anticipation boleh juga dianggap sebagai persiapan/ awalan gerak atau ancang-ancang. Seseorang yang bangkit dari duduk harus membungkukkan badannya terlebih dahulu sebelum benar-benar berdiri. Pada gerakan memukul, sebelum tangan maju harus ada gerakan mundur dulu dan sejenisnya.
5. Slow In and Slow Out
Slow In dan Slow Out menegaskan kembali bahwa setiap gerakan memiliki percepatan dan perlambatan yang berbeda-beda. Slow in terjadi jika sebuah gerakan diawali secara lambat kemudian menjadi cepat. Slow out terjadi jika sebuah gerakan yang relatif cepat kemudian melambat.
6. Arcs
Dalam animasi, sistem pergerakan tubuh pada manusia, binatang, atau makhluk hidup lainnya bergerak mengikuti pola/jalur (maya) yang disebut Arcs. Hal ini memungkinkan mereka bergerak secara smooth dan lebih realistik, karena pergerakan mereka mengikuti suatu pola yang berbentuk lengkung termasuk lingkaran, elips, atau parabola. Pola gerak semacam inilah yang tidak dimiliki oleh sistem pergerakan mekanik/robotik yang cenderung patah-patah.
7. Secondary Action
Secondary action adalah gerakan-gerakan tambahan yang dimaksudkan untuk memperkuat gerakan utama supaya sebuah animasi tampak lebih realistik. Secondary action tidak dimaksudkan untuk menjadi “pusat perhatian‟ sehingga mengaburkan atau mengalihkan perhatian dari gerakan utama. Kemunculannya lebih berfungsi memberikan emphasize untuk memperkuat gerakan utama.
8. Follow Through and Overlapping Action
Follow through adalah tentang bagian tubuh tertentu yang tetap bergerak meskipun seseorang telah berhenti bergerak. Misalnya, rambut yang tetap bergerak sesaat setelah berhenti berlari. Overlapping action secara mudah bisa dianggap sebagai gerakan saling-silang. Maksudnya, adalah serangkaian gerakan yang saling mendahului (overlapping). Pergerakan tangan dan kaki ketika berjalan bisa termasuk didalamnya.
9. Straight Ahead Action and Pose to Pose
Dari sisi resource dan pengerjaan, ada dua cara yang bisa dilakukan untuk membuat animasi. Pertama adalah Straight Ahead Action, yaitu membuat animasi dengan cara seorang animator menggambar satu per satu, frame by frame, dari awal sampai selesai seorang diri. Teknik ini memiliki kelebihan: kualitas gambar yang konsisten karena dikerjakan oleh satu orang saja. Tetapi memiliki kekurangan, yaitu waktu pengerjaan yang lama. Kedua adalah Pose to Pose, yaitu pembuatan animasi oleh seorang animator dengan cara menggambar hanya pada keyframe-keyframe tertentu saja, selanjutnya in between atau interval antar keyframe digambar/ dilanjutkan oleh asisten/animator lain. Cara yang kedua ini lebih cocok diterapkan dalam industri karena memiliki kelebihan: waktu pengerjaan yang relatif lebih cepat karena melibatkan lebih banyak sumber daya.
10. Staging
Seperti halnya yang dikenal dalam film atau teater, staging dalam animasi juga meliputi bagaimana “lingkungan‟ dibuat untuk mendukung suasana atau “mood‟ yang ingin dicapai dalam sebagian atau keseluruhan scene.
11. Appeal
Appeal berkaitan dengan keseluruhan look atau gaya visual dalam animasi. Sebagaimana gambar yang telah menelurkan banyak gaya, animasi juga memiliki gaya yang sangat beragam. Ada yang berpendapat bahwa appeal adalah tentang penokohan, berkorelasi dengan “kharis ma‟ seorang tokoh atau karakter dalam animasi. Jadi, meskipun tokoh utama dari sebuah animasi adalah monster, siluman atau karakter aneh lainnya tetapi tetap bisa appealing.
12. Exaggeration
Exaggeration adalah upaya untuk mendramatisir sebuah animasi dalam bentuk rekayasa gambar yang bersifat hiperbolis. Dibuat untuk menampilkan ekstrimitas ekspresi tertentu, dan lazimnya dibuat secara komedi. Banyak dijumpai di film-film animasi sejenis Tom & Jerry, Donald Duck, Doraemon dan sebagainya.
Dalam stop motion yang ada pada film Corpse Bride tentu ada beberapa prinsip animasi yang tidak bisa diterapkan namun animasi stop motion selalu menjadi tantangan bagi seorang sutradara dalam pembuatannya. Dan alasan penggunaan teknik stopmotion dalam pembuatan film, yaitu:
1. Teknik stopmotion menggunakan kreatifitas yang tinggi dalam pembuatan karakter dan desain gambar.
2. Teknik stopmotion menggabungkan berbagai teknik pengolah media seperti desain grafis, teknologi audio, teknologi video, sinematografi, animasi, fotografi.
Stopmotion juga memiliki beberapa kelebihan, yaitu:
1. Tidak menggunakan banyak gambar
2. Tidak memerlukan peralatan yang sulit
3. Kreatifitas dalam pembuatan desain objek dan pengembangan animasi.