Postingan

HASIL DAN PEMBAHASAN "Analisis Semiotika Roland Barthes Pada Film Corpse Bride"

Gambar
PENDAHULUAN DAN METODE PENELITIAN http://fitriaananda202246500092.blogspot.com/2024/05/analisis-semiotika-roland-barthes-pada.html LITERATURE REVIEW  http://fitriaananda202246500092.blogspot.com/2024/06/literatur-review-analisis-semiotika.html HASIL DAN PEMBAHASAN   Scene 1, 00:20-01:00 Denotasi   Pada scene ini ditampilkan seorang laki-laki bernama mengenakan jas berwarna hitam tengah menggambar kupu-kupu pada buku menggunakan pena bulu. Di depannya terdapat kupu-kupu berwarna biru di dalam sangkar berbahan kaca.  Konotasi  Pada scene ini setelah menyelesaikan gambarnya laki-laki tersebut melepaskan kupu-kupu biru yang ada di depannya. Makna konotasi pada scene ini yaitu kupu-kupu melambangkan jiwa pada dirinya, laki-laki tersebut melepaskan kupu-kupu karena akan memulai tahap hidup yang baru dan bebas dari kehidupan orang tuanya karena akan menikah. Mitos  Kupu-kupu adalah serangga yang paling populer pada era Victoria. Kupu-kupu bersulam menghiasi gaun pesta wanita, pin kupu-kupu be

LITERATURE REVIEW "Analisis Semiotika Roland Barthes Pada Film Corpse Bride"

  Representasi Pendidikan Seks dalam Film Dua Garis Biru (Analisis Semiotika Roland Barthes): Eartha Beatricia Gunawan dan Ahmad Junaidi (2020) dalam penelitiannya mengkaji representasi pendidikan seks dalam Film Dua Garis Biru karya sutradara Gina S. Noer. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat gambaran tentang pendidikan seks dalam film Dua Garis Biru. Film Dua Garis Biru bercerita tentang bagaimana Dara dan Bima yang harus bertanggung jawab atas konsekuensi yang tidak mereka pikirkan sebelumnya karena melakukan seks pranikah. Sisi dan bentuk pendidikan seks ditampilkan dalam cuplikan adegan, dialog, atau karakter tokoh yang menyisipkan pentingnya mengenal pendidikan seks dan mengetahui  konsekuensi dari setiap perbuatan yang berhubungan dengan seks. Penelitian ini memiliki hubungan dengan penelitian penulis karena berfokus pada semiotika Roland Barthes dan menganalisis setiap bagian film melalui cuplikan adegan, dialog dan karakter tokoh. https://journal.untar.ac.id/i

ANALISIS SEMIOTIKA ROLAND BARTHES PADA FILM CORPSE BRIDE

PENDAHULUAN     Film merupakan sarana baru yang digunakan untuk menyebarkan hiburan yang sudah menjadi kebiasaan terdahulu, serta menyajikan cerita, peristiwa, musik, drama, lawak, dan sajian teknis lainnya kepada masyarakat umum. Hal paling penting dalam film adalah gambar dan suara; kata yang diucapkan (di tambah dengan suara-suara lain yang serentak mengiringi gambar-gambar), dan musik film. Institusi media bukan hanya mengembangkan teknik dan aspek sinematografi yang canggih sehingga mampu menghasilkan film yang bermutu, tetapi juga mengembangkan perspektif yang digunakan dalam melihat fakta dan menyajikannya. Sebuah film mampumenghadirkan kembali realitas berdasarkan kode-kode, konvensi-konvensi, dan ideologi dari kebudayaan. Pesan dalam film akan menyajikan gambaran realitas yang telah “diseleksi” berdasarkan faktor-faktor baik yang bersifat kultural, sub-kultural, institusional, industrial, nilai-nilai dan  ideologis tertentu (Johassan: 2013, 2). Sistem semiotika yang lebih pent

Teknik stop motion pada film animasi Corpse Bride karya Tim Burton

  Film adalah suatu alat untuk menyampaikan berbagai pesan kepada khalayak umum melalui media cerita, dan juga dapat diartikan sebagai media ekspresi artistic bagi para seniman dan insan perfilman untuk mengungkapkan gagasan ide cerita yang dimilikinya. Sedangkan menurut UU No.33 tahun 2009 tentang perfilman, mengatakan bahwa film adalah sebuah karya seni budaya yang merupakan suatu pranata sosial dan media komunikasi massa yang dibuat atas dasar kadiah sinematografi dengan ataupun tanpa suara dan dapat ditayangkan. Gambar bergerak atau yang disebut juga film ialah bentuk dominan dari komunikasi massa visual di belahan dunia. Film berperan sebagai sarana baru yang digunakan untuk menyebarkan hiburan yang sudah menjadi kebiasaan terdahulu, serta menyajikan cerita, peristiwa, musik, drama, lawak, dan sajian teknis lainnya kepada masyarakat umum. Film telah mengalami perkembangan yang sangat pesat. Sejak kemunculannya yang pertama berupa gambar bergerak berwarna hitam putih, hingga saat i

PENGARUH MUSIK BAGI MAHASISWA

Gambar
                    Sumber: Kutipan.club Pendahuluan • Musik    Arti kata musik berasal dari negara Yunani yaitu Mousikos, Mousikos dilambangkan sebagai dewa keindahan bangsa Yunani yang menguasai seni dan ilmu pengetahuan. Kata Mousikos melahirkan kata musik. Menurut metologi kuno Mousikos dimaksudkan dari kaum Muzen (Ensiklopedi Umum, 1988:16 dalam jurnal seni musik). Menurut Jamalus (1998: 1-2 dalam jurnal seni musik) seni musik adalah suatu hasil karya yang mengungkapkan pikiran dan perasaan penciptanya melalui unsur-unsur musik, seperti irama, melodi, harmoni bentuk dan struktur lagu, serta ekspresi sebagai satu kesatuan.     Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia musik memiliki arti ilmu atau seni menyusun nada atau suara dalam urutan, kombinasi, dan hubungan temporal untuk menghasilkan komposisi (suara) yang mempunyai kesatuan dan kesinam-bungan; nada atau suara yang disusun demikian rupa sehingga mengandung irama, lagu, dan keharmonisan (terutama yang menggunakan alat-a

Saya dan Desain komunikasi visual

  Perkenalkan, saya Fitria Ananda. Seorang mahasiswi Desain komunikasi visual semester 4 di universitas Indraprasta PGRI.   Bagi saya semua cerita perjalanan orang tentang bagaimana akhirnya mereka ada di Jurusan Desain komunikasi visual ini pasti menarik, mulai dari bagaimana akhirnya mereka menjalani apa yang mereka inginkan, atau bagaimana akhirnya mereka hanya menggunakan satu-satunya jalan yang mereka punya. Dan disini lah saya akan menulis bagaimana saya menemukan jalan yang saya terus lalui dan perjuangankan.   Menurut saya Seni adalah segalanya, namun, itu hanya kata-kata yang keluar dari mulut saya. Saya tidak pernah benar-benar menyukai Seni, semua hanya sebatas hobi dan kemampuan. Sama seperti para orang tua yang menganggap kita tidak akan bisa hidup hanya dengan Seni. Itulah yang ada pada pemikiran saya di umur 16 tahun. Kemudian, disaat semua harapan dan impian tinggi saya satu persatu memperlihatkan wujud aslinya. Saya takut, saya takut bahkan sejak awal saya memulai, say